Jumat, 26 Desember 2014

part I


                        rahasia
Tak kan terulang lagi cukup aku mencintainya , karena lebih dari 5 tahun aku hanya berharap, menjadi pengagum rahasia, dan hanya berani melihatnya dari jarak yang tak bisa dia lihat. Aku jemu merasakan ini terlalu letih dan menyakitkan..
Sampai saat ini rasa itu masih menjadi rahasia, dan tidak ada yang tahu kecuali aku dan tuhan. Terkadang aku berfikir apakah mungkin kau menjadi milikku? Entahlah …
Ini kisah hidupku, sebut saja dia sany. Pertama kali aku bertemu dengan dia waktu aku sekolah dasar dan dia sekolah menengah pertama (smp). Pertama kalinya aku bertemu dan tidak ada perasaan apapun, sampai akhirnya aku lulus dari sekolah dasar dan aku masuk ke sekolah yang sama dengan sany                                  
Dan perlahan ada rasa yang tumbuh saat kedua kalinya aku bertemu dengan dia, dan semakin sering aku bertemu semakin kuat rasa ini menggerayap dalam celah-celah hatiku yang masih polos dan belum mengerti sebuah rasa, saat itu aku gundah karena dia masuk dalam pikiranku setiap saat, dan semakin bingung dengan jantung ku yang selalu bedegup kencang setiap kali aku bertemu dengan dia, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan, karena semakin hari, semakin minggu, semakin bulan bahkan semaik tahun rasa ini tak pernah hilang bahkan semakin bertambah, awalnya aku mengira ini adalah cinta anak kecil yang teman-temanku sebut cinta monyet, tapi… saat dia lulus dari SMP aku masih tetap mencintainya. Dan hari-hariku perlahan berjalan tanpa ada kegelisahan, awalnya ku pikir ku bisa melupakanya tapi ternyata tidak.
Setahun kemudian aku bertemu dia lagi di sekolah yang sama, ya kini aku telah lulus dari SMP. Dan saat itu aku melihatnya lagi, rasa dihati ku tak bisa ku kendalikan, entah itu cinta atau benci tapi rasa ku kini berubah.  Karena rasa ini begitu semu bagiku dan aku telah letih mencintainya . ku coba untuk melupakanya tapi sulit sangat rumit ku jelaskan. Dan hingga kini waktu terus berjalan tanpa memperdulikan perasaanku. Kini dia telah pergi untuk menjemput impianya, dan aku masih disini, masih berharap walau sakit, masih merindu walau ku tahu ini semu, masih mengaguminya walau kini yang ada hanyalah fatamorgana.
Tak lama lagi aku akan menjemput imipianku juga,  pasti waktu akan terasa begitu cepat dan aku tumbuh semakin dewasa, apakah nanti masih ada dia di hati ini? Atau ada yang lain mengisi kehampaan  di ruang hati ini? Entahlah…
Apa yang salah dari diriku? Mengapa bisa aku mempertahankan sebuah rasa yang tak bias ku genggam,
Ada suatu hal yang tak bisa ku jelaskan, tapi kini aku mencoba untuk mengartikannya…
Sebuah ikatan, prinsip, dan sebuah pondasi dimana aku berpijak. Sebuah akidah, suatu hal yang ku yakini benar, yang ku taati, dan menjadi sebuah pedoman hidup.
Itu yang membuatku berfikir ulang setiap kali ada rasa yang mengajaku untuk bermain dengan hidup ini. Aku menjaga diriku  karena ada batas dan batas itu tak bisa melampaui diriku, karena aku menjaga diriku. Walau kusadari masih banyak yang perlu kubenahi dari diriku, walau aku belum bisa melaksanakan perintah-Nya dengan sempurna, tapi akan berusaha untuk menjadi lebih baik setiap harinya.
Dan perasaan ini biarlah tetap disini, walau terkadang terasa perih, tapi aku akan bertahan hingga ada yang lain yang dapat menggantikan dia di hati ini.
Tuhan bukankah rasa  ini anugrah? tapi mengapa seprti ini? cinta yang ku rasakan seoalah perlahan memebunuh ku, tuhan bukankan aku berhak atas cinta? berhak untuku dicintai? mungkin tidak sekarang dan aku mengerti itu, Engkau selalu menjaga ku agar aku bias mengendalikan rasa cinta ini. tuhan berikanlah aku cinta yang nyata karena aku juga berhak bahagia, tuhan berikan aku restu dan halalMu .  Tuhan aku mohon, bila tiba saatnya dan aku telah benar- benar menjadi pribadi yang layak dicintai serta dapat menjaga kehormatan pasanganku kelak, persatukanlah kami dalam kehidupan yang layak dan bahagia…….. ammiin
 Kini tahun telah berganti lagi, disaat banyak orang mengharapkan suatu yang baru dan dapat berharap kehidupan dimasa yang datang akan menjadi lebih baik, tapi aku disini hanya terdiam tanpa tindakan apapun, diam ku bukan berarti tanpa harapan. Diam ku adalah merenung, disaat malam pergantian tahun orang2 bersorak sorai , aku hanya melamun terdiam.
Dalam lamunanku selalu ada dia, dia, dan dia.. hanya dia
Baru kusadari  selama 6 tahun berjalan dan aku menyimpan perasaan ini sendiri, belum sekalipun terlontar sepatah kata pun dari mulutku ataupun mulutnya, bahkan mungkin dia tidak tahu aku, mungkin saja karenaaku tak pernah jujur mengenai perasaanku, aku terlalu pengecut untuk menerima kenyataan jika dia tidak menyukaiku.Ya, begitu banyak yang ku takutkan hingga hati ini terlihat sangat merana.
Cinta sepihak ini, harus ku apakan rasa cinta ini? Dan kini disaat semua mulai berubah. Aku yang kini telah mulai dewasa bahkan saat ini ketika aku duduk di bangku universitas rasa itu tak pernah hilang. Aku tak pernah berniat untuk mengingatnya, tapi dia hadir, dia datang sendiri dan pergi memeberikan sesuatu yang membekas dihati. Dan yang ku ketahui itu adalah sebuah kerinduan.
Sahabat ku mengatakan tentang suatu hal tentang dia, tentang keburukanya yang sangat buruk. Tapi aku hanya bisa terdiam, entah hal itu sama sekali tak mengurangi rasa ku pada dia.
Hingga matahari terbenam dan kemudian terbit lagi dan seterusnya seperti itu. Aku masih disini menunggumu hingga sentuhan kecil Tuhan yang mempertemukan kita, dibawah pohon jambu itu tempat pertama kali aku jatu cinta padamu, maka cepatlah kau menjemput ku karena rasa itu masih tertinggal disana…
Ini adalah bulan di penghujung tahun. Banyak yang berubah pada diriku dalam setahun ini terutama dalam masalah agama. Tapi tidak pada hatiku. Aku masih tetap memikirkanya sesekali saja tidak sesering dulu. Banyak lelaki yang datang, singgah sebentar kemudian pergi itu semua adalah perkenalan singkat. Banyak teman baru dan susasana baru dalam hidup ku. Tapi hatiku tidak. Sany masih menjadi penghuni tetap di ruang hatiku, di sela pikiranku. Yang terkadang membuatku resah dalam malam. Entah karena apa. Yang ku tahu aku mulai merasakan suatu hal yang membingungkan. Bukan sekedar rindu biasa. Tapi lebih dari itu. aku mulai sensitive dengan sesuatu yang sedikit mellow. Terkadang tanpa alas an yang jelas aku terdiam dengan tatapan kosong, kemudian mataku memanas dan air mataku mulai mengalir setetes demi tetes. Aku merasakan perih yang teramat dalam ketika mengingatnya. Kerinduanku akan sosoknya membuat dadaku sulit bernafas. Hingga aku lelah mencai cara untuk melupakanya. Aku benar-benar khawatir padi diriku sendiri.
Kini aku bukanlah anak SD, SMP atau SMA aku lebih dari itu, menginjak usia ku yang kini 19 tahun aku masih belum bias melupakan dia. Selama 7 tahun aku memendam rasa ini. Apakah kau tahu? Betapa sakit ketika aku harus menjaga perasaanku, ketika rasa rindu itu merasukiku, ketika rindu itu semakin meradang, ketika rindu itu menjadi rasa yang amat menyakitkan bahkan terasa ngilu di hatiku. Kau tak akan pernah tahu.
Kau tak salah sany. Aku yang terlalu khawatir jika aku jujur, jika aku mengatakan yang sebenarnya bahwa aku menyayangimu, bahwa aku mencintai mu, bahwa aku merindukanmu setiap saat.
Mengapa terlalu sulit bagiku mengatakan pada mu bahwa aku merasakan getaran dalam hatiku tiap kali melihatmu.
Mengapa sulit mengtakan bahwa aku menyukaimu,aku mencintaimu.
Andai waktu masih bisa untuk menungguku. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu.