rahasia
Tak kan terulang lagi cukup aku mencintainya , karena lebih dari 5
tahun aku hanya berharap, menjadi pengagum rahasia, dan hanya berani melihatnya
dari jarak yang tak bisa dia lihat. Aku jemu merasakan ini terlalu letih dan
menyakitkan..
Sampai saat ini rasa itu masih menjadi rahasia, dan tidak ada yang
tahu kecuali aku dan tuhan. Terkadang aku berfikir apakah mungkin kau menjadi
milikku? Entahlah …
Ini kisah hidupku, sebut saja dia sany. Pertama kali aku bertemu
dengan dia waktu aku sekolah dasar dan dia sekolah menengah pertama (smp).
Pertama kalinya aku bertemu dan tidak ada perasaan apapun, sampai akhirnya aku
lulus dari sekolah dasar dan aku masuk ke sekolah yang sama dengan sany
Dan perlahan ada rasa yang tumbuh saat kedua kalinya aku bertemu
dengan dia, dan semakin sering aku bertemu semakin kuat rasa ini menggerayap
dalam celah-celah hatiku yang masih polos dan belum mengerti sebuah rasa, saat
itu aku gundah karena dia masuk dalam pikiranku setiap saat, dan semakin
bingung dengan jantung ku yang selalu bedegup kencang setiap kali aku bertemu
dengan dia, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan, karena semakin hari,
semakin minggu, semakin bulan bahkan semaik tahun rasa ini tak pernah hilang
bahkan semakin bertambah, awalnya aku mengira ini adalah cinta anak kecil yang
teman-temanku sebut cinta monyet, tapi… saat dia lulus dari SMP aku masih tetap
mencintainya. Dan hari-hariku perlahan berjalan tanpa ada kegelisahan, awalnya
ku pikir ku bisa melupakanya tapi ternyata tidak.
Setahun kemudian aku bertemu dia lagi di sekolah yang sama, ya kini
aku telah lulus dari SMP. Dan saat itu aku melihatnya lagi, rasa dihati ku tak
bisa ku kendalikan, entah itu cinta atau benci tapi rasa ku kini berubah. Karena rasa ini begitu semu bagiku dan aku
telah letih mencintainya . ku coba untuk melupakanya tapi sulit sangat rumit ku
jelaskan. Dan hingga kini waktu terus berjalan tanpa memperdulikan perasaanku.
Kini dia telah pergi untuk menjemput impianya, dan aku masih disini, masih
berharap walau sakit, masih merindu walau ku tahu ini semu, masih mengaguminya
walau kini yang ada hanyalah fatamorgana.
Tak lama lagi aku akan menjemput imipianku juga, pasti waktu akan terasa begitu cepat dan aku
tumbuh semakin dewasa, apakah nanti masih ada dia di hati ini? Atau ada yang
lain mengisi kehampaan di ruang hati
ini? Entahlah…
Apa yang salah dari diriku? Mengapa bisa aku mempertahankan sebuah
rasa yang tak bias ku genggam,
Ada suatu hal yang tak bisa ku jelaskan, tapi kini aku mencoba untuk
mengartikannya…
Sebuah ikatan, prinsip, dan sebuah pondasi dimana aku berpijak.
Sebuah akidah, suatu hal yang ku yakini benar, yang ku taati, dan menjadi
sebuah pedoman hidup.
Itu yang membuatku berfikir ulang setiap kali ada rasa yang
mengajaku untuk bermain dengan hidup ini. Aku menjaga diriku karena ada batas dan batas itu tak bisa
melampaui diriku, karena aku menjaga diriku. Walau kusadari masih banyak yang
perlu kubenahi dari diriku, walau aku belum bisa melaksanakan perintah-Nya
dengan sempurna, tapi akan berusaha untuk menjadi lebih baik setiap harinya.
Dan perasaan ini biarlah tetap disini, walau terkadang terasa perih,
tapi aku akan bertahan hingga ada yang lain yang dapat menggantikan dia di hati
ini.
Tuhan bukankah rasa ini anugrah?
tapi mengapa seprti ini? cinta yang ku rasakan seoalah perlahan memebunuh ku,
tuhan bukankan aku berhak atas cinta? berhak untuku dicintai? mungkin tidak
sekarang dan aku mengerti itu, Engkau selalu menjaga ku agar aku bias
mengendalikan rasa cinta ini. tuhan berikanlah aku cinta yang nyata karena aku
juga berhak bahagia, tuhan berikan aku restu dan halalMu . Tuhan aku mohon, bila tiba saatnya dan aku
telah benar- benar menjadi pribadi yang layak dicintai serta dapat menjaga
kehormatan pasanganku kelak, persatukanlah kami dalam kehidupan yang layak dan
bahagia…….. ammiin
Kini tahun telah berganti
lagi, disaat banyak orang mengharapkan suatu yang baru dan dapat berharap
kehidupan dimasa yang datang akan menjadi lebih baik, tapi aku disini hanya
terdiam tanpa tindakan apapun, diam ku bukan berarti tanpa harapan. Diam ku
adalah merenung, disaat malam pergantian tahun orang2 bersorak sorai , aku
hanya melamun terdiam.
Dalam lamunanku selalu ada dia, dia, dan dia.. hanya dia
Baru kusadari selama 6 tahun
berjalan dan aku menyimpan perasaan ini sendiri, belum sekalipun terlontar
sepatah kata pun dari mulutku ataupun mulutnya, bahkan mungkin dia tidak tahu
aku, mungkin saja karenaaku tak pernah jujur mengenai perasaanku, aku terlalu
pengecut untuk menerima kenyataan jika dia tidak menyukaiku.Ya, begitu banyak
yang ku takutkan hingga hati ini terlihat sangat merana.
Cinta sepihak ini, harus ku apakan rasa cinta ini? Dan kini disaat
semua mulai berubah. Aku yang kini telah mulai dewasa bahkan saat ini ketika
aku duduk di bangku universitas rasa itu tak pernah hilang. Aku tak pernah
berniat untuk mengingatnya, tapi dia hadir, dia datang sendiri dan pergi
memeberikan sesuatu yang membekas dihati. Dan yang ku ketahui itu adalah sebuah
kerinduan.
Sahabat ku mengatakan tentang suatu hal tentang dia, tentang
keburukanya yang sangat buruk. Tapi aku hanya bisa terdiam, entah hal itu sama
sekali tak mengurangi rasa ku pada dia.
Hingga matahari terbenam dan kemudian terbit lagi dan seterusnya
seperti itu. Aku masih disini menunggumu hingga sentuhan kecil Tuhan yang
mempertemukan kita, dibawah pohon jambu itu tempat pertama kali aku jatu cinta
padamu, maka cepatlah kau menjemput ku karena rasa itu masih tertinggal disana…
Ini adalah bulan di penghujung tahun. Banyak yang berubah pada
diriku dalam setahun ini terutama dalam masalah agama. Tapi tidak pada hatiku.
Aku masih tetap memikirkanya sesekali saja tidak sesering dulu. Banyak lelaki
yang datang, singgah sebentar kemudian pergi itu semua adalah perkenalan
singkat. Banyak teman baru dan susasana baru dalam hidup ku. Tapi hatiku tidak.
Sany masih menjadi penghuni tetap di ruang hatiku, di sela pikiranku. Yang
terkadang membuatku resah dalam malam. Entah karena apa. Yang ku tahu aku mulai
merasakan suatu hal yang membingungkan. Bukan sekedar rindu biasa. Tapi lebih
dari itu. aku mulai sensitive dengan sesuatu yang sedikit mellow. Terkadang
tanpa alas an yang jelas aku terdiam dengan tatapan kosong, kemudian mataku
memanas dan air mataku mulai mengalir setetes demi tetes. Aku merasakan perih
yang teramat dalam ketika mengingatnya. Kerinduanku akan sosoknya membuat
dadaku sulit bernafas. Hingga aku lelah mencai cara untuk melupakanya. Aku
benar-benar khawatir padi diriku sendiri.
Kini aku bukanlah anak SD, SMP atau SMA aku lebih dari itu,
menginjak usia ku yang kini 19 tahun aku masih belum bias melupakan dia. Selama
7 tahun aku memendam rasa ini. Apakah kau tahu? Betapa sakit ketika aku harus
menjaga perasaanku, ketika rasa rindu itu merasukiku, ketika rindu itu semakin
meradang, ketika rindu itu menjadi rasa yang amat menyakitkan bahkan terasa
ngilu di hatiku. Kau tak akan pernah tahu.
Kau tak salah sany. Aku yang terlalu khawatir jika aku jujur, jika
aku mengatakan yang sebenarnya bahwa aku menyayangimu, bahwa aku mencintai mu, bahwa
aku merindukanmu setiap saat.
Mengapa terlalu sulit bagiku mengatakan pada mu bahwa aku merasakan
getaran dalam hatiku tiap kali melihatmu.
Mengapa sulit mengtakan bahwa aku menyukaimu,aku mencintaimu.
Andai waktu masih bisa untuk menungguku. Aku hanya ingin mengatakan
bahwa aku mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar